"Dia TUHAN, biarlah diperbuatNya apa yg dipandangNya baik." (1 Samuel 3:18b)
Anak saya selalu saja mengajukan pertanyaan setiap kali papa mamanya meyuruh dia melakukan sesuatu. Pertanyaan-pertanyaan seperti: "Kenapa Sammy harus mandi sore? Kenapa harus makan? Kenapa harus bikin PRnya tidak boleh kemalaman? Kenapa tidak boleh nonton TV sampai larut? Kenapa? Kenapa?". Biasanya kami akan kesal, karena sebenarnya pertanyaan-pertanyaan itu hanyalah penolakan utk melakukan apa yang kami suruh. Betapa menyebalkannya jika kita harus selalu menjelaskan segala sesuatu yang kita perintahkan pada anak kita. Karena sebagai orangtua, kita tahu apa yang terbaik baginya.
Demikian pula dengan Bapa kita yang di Sorga. Dia tahu yang terbaik untuk kita, dan Dia hanya mau yang terbaik untuk kita walaupun kita tidak selalu mengerti rencanaNya. Jalan Tuhan tak terselami oleh pikiran kita.
Nuh tidak mengerti mengapa dia harus membuat kapal raksasa diatas gunung. Abraham tidak mengerti mengapa dia harus meninggalkan rumah ayahnya. Yusuf tidak mengerti kenapa kakak-kakaknya membuangnya ke sumur. Musa tidak mengerti mengapa papa mamanya membuangnya ke sungai Nil. Daud tidak mengerti mengapa dia harus difitnah dan hendak dibunuh oleh ayah mertuanya. Dan pada nats kita, imam Eli tidak mengerti mengapa Tuhan mengatakan semua yang Dia katakan tentang apa yg akan Dia buat terhadap keluarganya. Semua orang ini tidak pernah mengerti mengapa Tuhan mengijinkan hal-hal itu terjadi, tetapi sikap kita harus seperti Eli yang berkata, "Dia TUHAN, biarlah diperbuat-Nya apa yg dipandang-Nya baik."
Soundtrack film Joseph The Dreamer mengatakan: "You know the way. I let go the need to know why, because You know better than I."
Hanya karena kita tidak dapat melihat Tuhan bekerja dalam hidup kita bukan berarti Tuhan tidak sedang bekerja di dalam hidup kita. Berhentilah mencurigai Tuhan dan belajarlah percaya bahwa Bapamu yang di Sorga menginginkan semua yg terbaik buatmu!
Dia Bapa yg baik.
Pdt. Assaf Imanuel