"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."
(2 Korintus 4:18)
Di Sukabumi terjadi longsor, di medan Gunung Sinabung meletus, Manado dan Jakarta diguyur banjir. Suka atau tidak suka, Anda harus mengakui bahwa kita hidup di dunia yg makin tua dan renta. Dan suka atau tidak suka pula, kita harus mengakui bahwa hidup ini fana dan maut datang tidak terduga.Musibah datang tanpa diundang dan kematian datang tanpa memandang.
Semua gedung-gedung tinggi, semua kecanggihan teknologi, semua kemajuan peradaban manusia akan hancur binasa. Semua harta kekayaan Anda, semua pangkat dan prestasi Anda, semua kecantikan dan ketampanan Anda akan sirna dan binasa.Suka atau tidak suka, hidup kita ini FANA. Dan kematian adalah sebuah kepastian. Satu kali nanti, cepat atau lambat Anda dan saya pasti akan mati dan akan berdiri dihadapan Tahta Pengadilan Allah. Dan jika saat itu terjadi, saya yakin bukan soal dandanan atau gadget atau harta atau deposito Anda yg akan menjadi perhatian Anda. Semua itu Fana dan terasa tidak ada artinya.
Jika kita sadar bahwa semua itu Fana, lantas mengapa kita begitu memberi perhatian lebih terhadapnya? Apa sih yang selama ini kita perbuat dengan hidup ini? Mengapa selama ini kita lebih fokus terhadap hal2 yg sementara dan melupakan yg Abadi (kekal)?
Sebelum hidup Anda berakhir dan Anda memasuki Keabadian, tanyakan pada diri Anda hari ini: hal-hal apa saja yg sudah saya buat semasa hidup ini yg bisa saya bawa kedalam kekekalan?
Dan pertanyaan yg tidak kalah penting: Dimanakah saya akan menghabiskan keabadian saya?
Sorga atau Neraka?
Pdt. Assaf Imanuel