"Yang telah menyerahkan diriNya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita." (Galatia 1:4)
Menggelikan memang menyaksikan adegan sandiwara para tersangka korupsi di TV. Saat mengecap uang hasil kejahatannya, semua akur dan tersenyum gembira. Tetapi saat kejahatannya terbongkar, masing-masing mulai saling melemparkan tudingan dan menyerahkan temannya demi menyelamatkan diri sendiri. Budaya 'menyelamatkan muka' menurut penelitian seorang pakar sosial bertahun-tahun yang lampau memang adalah ciri khas negatif bangsa ini yang sudah mendarah daging. Egois sekali memang.
Sebaliknya, Yesus menyerahkan diriNya kepada siksa dan maut, bukan karena dosa-dosa yang diperbuatNya, melainkan karena dosa-dosa kita. Semua yang Yesus lakukan sepanjang hidupNya, menjungkirbalikan semua pemahaman dunia ini. Semua prinsip-prinsip dunia didobrak. Semua cara-cara dunia direvolusi oleh Yesus, bertolak belakang 180 derajat. Semangat penyerahan diriNya membuat kita yang terbiasa egois ini, tertunduk malu dalam haru yang membiru.
Sobat, ingatlah, Anda hidup karena pengorbanan seseorang. Ini seharusnya sudah menjadi sebuah alasan yang lebih dari cukup untuk membuat kita hidup menurut kehendak Allah selama kita menumpang di dunia ini. Penyerahan diriNya dimaksudkan tidak hanya untuk menebus dosa-dosa kita, melainkan juga untuk melepaskan kita dari pengaruh2 dunia yang jahat. Keegoisan salah satunya.
Ketika Anda berhenti memikirkan diri sendiri dan berani menyerahkan kenyamanan , waktu, pikiran, doa, tenaga dan uang Anda bagi orang lain (bahkan bagi yg beragama lain) maka rasakanlah sesuatu yang hangat mengalir di hati Anda. Anda akan merasa berbeda, lebih ringan, lebih damai, lebih bahagia. Inilah tandanya bahwa Anda benar2 sudah dilepaskan dari 'dunia yg sekarang', dan Anda benar-benar adalah warga dari 'dunia yg akan datang'.
Selamat hidup dalam penyerahan. Semaaangat pagi!!!
Pdt. Assaf Imanuel